Selasa, 10 Maret 2009

Balikpapan, Samarinda dan Kutai Kartanegara




Balikpapan, Samarinda dan Kutai Kartanegara

Saya bersama Laura teman sekantor mendapat tugas mengajar di Balikpapan. Setelah persiapan mengajar beres, malamnya kami berjalan-jalan mengelilingi kota Balikpapan. Kami diajak ke Gunung Bakaran, tempat dimana para elite perusahaan minyak bertempat tinggal., rumahnya besar dan tanpa pagar menghadap ke laut. Kata teman saya yang sudah pernah ke San Fransisco, Balikpapan diwaktu malam seperti San Fransisco.Dari atas bukit terlihat kota kaya minyak itu dibanjiri dengan cahaya lampu yang indah.Kami makan malam di restoran Bondi yang menyajikan makanan khas hasil laut yang lezat.

Setelah selesai mengajar jam 3 sore kami berangkat menuju Samarinda, yang berjarak 3 jam dari Balikpapan dan merupakan ibukota Kalimantan Timur. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Samarinda kami mampir di kebon Sayur, pasar yang menjual berbagai hasil kerajinan tangan masyarakat setempat. Kami membeli karpet rotan dan mengirimkannya dengan pos agar lebih praktis. Dipasar itu ada warung makan yang lezat yang menyediakan cumi bakar, ikan bakar, dan pais (pepes) ikan patin khas sana. Makannya dengan sambal belimbing sayur dan lalapan rebus, sungguh makanan sederhana yang enak sekali.Sepanjang perjalanan kami melewati daerah yang gersang dan kering, katanya jika terjadi kebakaran hutan itu diakibatkan karena panasnya batubara yang berada dilapisan bumi. Kami melewati hutan lindung yang bernama Bukit Suharto.

Menjelang Isya kami memasuki kota Samarinda melewati sungai Mahakam yang luas dan dipenuhi gelondongan kayu dan kapal-kapal.Malamnya dengan ditemani oleh bapak dan ibu Taufik orangtua teman kami Dwi, kami diajak mengelilingi kota Samarinda. Menurut saya Samarinda cukup bersih dan indah, apalagi disepanjang sungai banyak berdiri tempat makan sambil menghadap sungai.

Keesokan harinya kami mencoba makan di sebuah restoran ayam goreng yang katanya enak khas kota Samarinda, tapi karena pelayanannya yang sangat lambat kami memutuskan membatalkannya. Sejak kami datang sampai selesai menyemir sepatu tidak ada seorang pelayanpun yang mampir menemui kami.Akhirnya kamipun pindah hanya makan bubur ayam Samarinda yang racikannya sedikit beda. Bubur yang kental dikasih irisan tomat, kol, ayam suir, daun bawang dan bawang goreng, lalu disiram dengan kuah semacam soto. Enak juga, gurih dan segar.

Dalam perjalanan pulang menuju airport kami sempat mampir ke Kutai Kartanegara yang katanya merupakan salah satu kabupaten yang terkaya di Indonesia. Kami mengunjungi museum Kutai yang penataan dan pembuatan patung-patung yang menggambarkan sejarah Kerajan Kutai kurang begitu bagus.Kami mengambil foto didepan kuburan raja Kutai Kertanegara yang terkenal namanya di buku sejarah. Makan siang kami lakukan disebuah resto ditepi sungai yang juga menyediakan daging rusa panggang dan lobster. Untuk ukuran Jakarta harga lobster termasuk murah disana. Kami juga sempat berkunjung ke sebuah kampung untuk melihat seekor buaya yang dipelihara dari kecil dan diberi makan seperti layaknya manusia. Buaya itu dipercaya sebagai kembarannya anak dari pemilik rumah dan hidup bersama bahkan diberi tempat tidur khusus seperti manusia.kami mengambil foto tapi tidak berani berdekatan dengan sang buaya, biar bagaimanapun buaya tetaplah buaya.

Sebelum mencapai airport Balikpapan kami mengambil pesanan kami kepiting Kenari yang sangat lezat sekali.Kepiting goreng, masak saus tiram dan juga saos asam menjadi pilihan kami dan sudah dibungkus rapi dalam kotak. Selesailah sudah perjalanan kami mengelilingi tiga kota di Kalimantan Timur. Rasanya dalam waktu yang singkat sudah banyak sekali hal dan pengalaman yang didapatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar